About Banana Leaf Cafe

Banana Leaf Cafe pertama kali diluncurkan di kota Gudeg, D I Yogyakarta, tepatnya di Jl. Bedreg, No.39, Sambilegih, Depok-Sleman. Setelah dua tahun, PAPUAmart.com sebagai Toko Online pertama dari tanah Papua didirikan.

Banana Leaf Cafe Jayapura

Setelah beberapa tahun diluncurkan di D I Yogyakarta, Banana Leaf Cafe juga diluncurkan di Jayapura, tepatnya di daerah Skyline (lintas jalan baru), tersedia menu: Erom (Ubi) Bakar + Minyak Tawy dan Mbingga.

Tiket Papua

Banana Leaf Cafe juga melani pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, pulsa biasa, pulsa data, pulsa listrik, pembayaran tagihan PDAM, berbagai macam layanan lainnya. Info lengkapnya bisa menghubungi kami di: 6282210183000

Banana Leaf Cafe Wamena

Banana Leaf Cafe juga diluncurkan di Wamena Town Centre. BL Cafe Wamena langsung dibuka oleh Kantor Pusat Koperasi Seba Usaha (KSU) Baliem Arabica bersama dengan pendiri Banana Leaf Cafe 2 di Skyline, Kota Jayapura.

PAPUA Web Host

Selain menyediakan menu makanan, minuman dan pembelian tiket serta pulsa, Banana Leaf Cafe juga menyediakan layanan Web dan Hosting serta layanan pembelian domain hingga desain website.

Booking Hotel & Tiket Tanpa Agen

Saturday, 5 February 2011

Menikmati Sagu Bakar? Begini Caranya...

KOMPAS.com - Jangan nekat langsung mengigit sagu bakar. Karena kerasnya bukan main. Ternyata cara makan sagu bakar adalah dengan mencelupkannya ke air terlebih dahulu. Bukan sekadar mencelup sekenanya, Anda perlu merendamnya sesaat agar menjadi lunak.

Sore itu, saya memesan secangkir kopi susu di kantin Bandara Gamar Malamo, Galela. Pesawat Dornier tujuan Manado belum datang jadi masih ada waktu untuk bersantai menyantap sagu bakar. Sopir yang mengantar bercerita mengenai sagu bakar cocok menjadi penganan teman minum kopi atau teh. Sagu bakar pun saya celupkan ke kopi susu yang masih panas. Awalnya hanya tercelup sebentar dan langsung digigit. Alamak, ternyata masih keras.

Akhirnya, sagu bakar kembali saya rendam dalam kopi. Sagu bakar berwarna putih lama kelamaan berubah warna menjadi cokelat karena menyerap air kopi. Saat lunak, sagu bakar pun menjadi mudah dikunyah. Seorang penduduk setempat bernama Magda menjelaskan ada dua jenis sagu bakar.

"Sagu yang dikonsumsi ada dua jenis yaitu tepung sagu dan dari tepung singkong," katanya.

Ia menceritakan bagaimana cara warga Maluku memproses tepung. Pertama-tama tepung dijemur hingga agak kering. Kemudian tepung diayak sampai halus. Sementara itu, porna atau pencetak sagu dibakar di bara api hingga panas. Setelah porna panas, barulah tepung dimasukan ke dalam porna dan dibakar sampai matang. Jika tepung sudah matang, porna dibalik dan sagu bakar dikeluarkan.

Sagu bakar yang saya makan ternyata terbuat dari tepung singkong. Tidak selamanya Anda bisa mendapatkan sagu bakar yang memang asli dari tepung sagu. Umumnya sagu bakar yang dijual di pasar terbuat dari tepung singkong. Hanya di waktu-waktu tertentu saja yaitu pada saat masyarakat memproduksi tepung sagu. Pohon sagu sendiri tidak ada musimnya. Pohon sagu yang sudah tua ditandai dengan batangnya besar dan tinggi sekitar 30 meter. Jika sudah tua, baru pohon ditebang dan dibelah dua. Kemudian baru diambil sari pati tepung sagu.

Penasaran dengan rasa sagu bakar ini? Anda bisa mengunjungi pasar tradisional di Maluku. Salah satu pasar yang bisa Anda cari adalah pasar tradisional Tobelo. Harga per ikat hanya Rp 5.000. Isi per ikat sekitar 8-10 batang sagu bakar. Walau Anda bukan penggemar kopi, sagu bakar ini juga bisa Anda nikmati dengan lauk. Jangan lupa mencelupkan terlebih dahulu di air atau di kuah sayur.

"Sagu bakar cocok dimakan dengan ikan bakar dan sambal," kata Magda.

Anda juga menikmati sagu bakar dengan sayur acar atau sayur paku khas Maluku Utara.

Editor : I Made Asdhiana